Third Group of Chemistry
Rabu, 19 November 2014
Selasa, 04 November 2014
PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL
a.
Manfaat
Minyak Kelapa Murni
Minyak
kelapa murni (VCO) mempunyai banyak manfaat terutama dalam bidang kesehatan diantaranya
sebagai berikut :
1)
Merupakan antibakteri
,antivirus , antijamur dan antiprotozoa alamiah.
2) Membantu meredakan
gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang berhubungan dengan diabetes.
3)
Membantu melindungi
diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.
4)
Membantu mencegah tekanan
darah tinggi.
5)
Membantu mencegah
penyakit liver.
6)
Menjaga kesehatan
jantung dan pembuluh darah.
7)
Membantu mencegah
penyakit kanker.
8)
Membantu menurunkan
berat badan.
9)
Menjaga stamina tubuh.
10)
Memelihara kesehatan
kulit dan rambut.
b.
Prinsip
Pembuatan Minyak Kelapa Murni
Kandungan
kimia yang paling utama (tinggi) dalam sebutir kelapa yaitu air, protein, dan
lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan protein sebagai
emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran dua zat atau
lebih yang sama, dimana zat yang satu terdapat dalam keadaan terpisah secara
halus atau merata di dalam zat yang lain. Sementara yang dimaksud dengan
emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat (memperkuat) emulsi
tersebut.
Dari
ikatan tersebut protein akan mengikat butir-butir minyak kelapa dengan suatu
lapisan tipis sehingga butir-butir minyak tidak akan bisa bergabung, demikian
juga dengan air. Emulsi tersebut tidak akan pernah pecah karena masih ada
tegangan muka protein air yang lebih kecil dari protein minyak. Minyak kelapa
(VCO) baru bisa keluar jika ikatan emulsi tersebut dirusak. Untuk merusak
emulsi tersebut banyak sekali cara, yaitu dengan sentrifugasi, pengasaman,
enzimatis, dan pancingan. Masing-masing cara tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan. Namun, secara umum teknologi tersebut sangat aplikatif.
Proses pembuatan
minyak kelapa murni dibagi menjadi beberapa metode yaitu sebagai berikut:
1)
Pembuatan
dengan enzimatis
Pembuatan
VCO dengan enzimatis merupakan pemisahan minyak dari santan tanpa pemanasan melainkan
dengan bantuan enzim. Enzim bisa disintetis atau disuplai dari alam. Beberapa jenis
enzim yang bisa digunakan untuk memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak
yaitu papain (pepaya), bromelin
(nanas), melon, lidah buaya dan enzim protease yang berasal dari kepiting
sungai.\
Cara pembuatan VCO secara enzimatis
sebagai berikut:
Pembuatan VCO secara enzimatis memiliki
kelebihan dan kekurangan:
a)
Kelebihan
1. VCO
berwarna bening karena memang tidak mengalami proses pemanasan.
2. Kandungan
asam lemak dan antioksidan di dalam VCO tidak banyak berubah sehingga khasiatnya
tetap tinggi.
3. Tidak
mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak banyak berubah.
4. Tidak
memutuhkan biaya tambahan yang terlalu mahal karena umumnya daun pepaya atau nanas
dijual denga harga murah.
5. Hasil
yang diperoleh cukup tinggi, yaitu dari 10 butir kelapa akan diperoleh sekitar 1.100
ml VCO.
b)
Kekurangan
Membutuhkan waktu yang
sangat lama dalam proses denaturasi protein untuk memisahkan minyak dari ikatan
lioprotein, yaitu sekitar 20 jam.
Pembuatan VCO dengan Ragi
Pada pembuatan minyak secara fermentasi ini sebenarnya
yang diperlukan adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh jamur saccharomyces sp.
Enzim yang diproduksi oleh Saccharomyces
sp ini dilepaskan ke lingkungan sekiatr jamur untuk menghancurkan subtract
tempat tumbuhnya menjadi senyawa-senyawa organic dapat larut. Subtrat yang
dihancurkan ini pada umumnya berupa senyawa karbohidrat didalam endosperm biji
kelapa. Minyak umumnya dapat berikatan dengan karbohidrat dan protein. Dengan
dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan Saccharomyces sp, maka minyak maupun protein masing-masing akan
terlepas. Minyak akan berada di permukaan karena memiliki BJ yang lebih ringan,
sedangkan proteinnya akan mengendap. Protein yang mengendap inilah yang
selanjutnya oleh orang sunda disebut sebagai galendo.
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi memiliki
banyak keuntungan dibandingkan dengan cara tradisional. Pada cara tradisional
rendeman minyak yang diproleh sekitar 15 -17%, sedangkan dengan cara fermentasi
rendeman yang diproleh sekitar 22-24%. Selain itu, pembuatan minyak kelapa
secara fermentasi prosedurnya lebih mudah, dapat menghemat bahan bakar, dan
mengahasilkan minyak yang berwarna jernih dengan kualitas memenuhi standar
minyak Indonesia. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa keberhasilan
pembuatan minyak dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh jenis subtract,
kenis ragi, dan factor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp
Alat
v
Stoples plastic yang dilubangi dan dihubungkan
dengan slang plastik sepanjang 30 cm.
v
Waskom
v
Saringan
v
Gelas ukur
v
Beker gelas
v
Timbangan
v
Thermometer
Bahan
v
Kelapa yang sudah diparut sebayak 1 kg
v
Air hangat dengan suhu 50-600C
v
Ragi roti (permifan)
1. Pembuatan krim santan
v
Kelapa yang telah diparut disiram dengan air hangat
(suhu 50-600C) sebanyak 1 liter, kemudian diperas hingga diproleh
santan sebanyak 1,5 liter. Untuk memproleh hasil yang maksimal, ampas yang
diperoleh dapat disiram lagi dengan air hangat sebanyak 0,5 liter, kemudian
diperas kembali.
v
Santan yang diperoleh dimasukkan kedalam stopels
yang telah dihubungkan dengan selang plastic pada bagian dasarnya.
v
Menutup stoples yang telah berisi santan dengan
kertas agar tidak banyak
terkontaminasi, kemudian menyimpan selama 6-12 jam agar terjadi pemisahan
antara air dan krim santannya.
v
Setelah air dan krim santan tampak terpisah. Membuang airnya melalui selang pada
bagian dasar stoples, sehingga tertinggal didalam stoples hanya krim santannya
saja.
2.
Permentasi
dan inkubasi
v
Menimbang krim santan yang diperoleh, kemudian
menambahkan ragi roti sebayak 0.5 % dari berat krim santan tersebut, kemudian
mengaduknya hingga merata.
v
Menutup dan menyimpan krim santan yang telah
dikasih ragi didalam ruang inkubasi dengan suhu 300C selama 24 jam.
Selama inkubasi ini proses fermentasi oleh ragi akan berlangsung.
v
Setelah masa inkubasi mencapai 24 jam, minyak
yang terbentuk akan tampak berada dipermukaan. Kemudian memisahkan minyak
tersebut dari bahan-bahan lain yang mengendap dibawahnya, kemudian memanaskan
selama 10-40 menit.
v Setelah
itu memasukan minyak dalam stoples
Pembuatan VCO dari 1,5 liter
santan
Suhu inkubasi
|
Krim yang dihasilkan
|
Fermipan yang digunakan
|
Jumlah VCO yang didapat
|
Warna VCO
|
300C
|
350 ml
|
1,75 gram
|
50 ml
|
Bening dan berbau khas kelapa
|
Lapisan yang terbentuk setelah
inkubasi 24 jam
Lapisan
atas
|
Berupa
minyak murni (VCO)
|
Lapisan
tengah
|
Berupa
blondo (warna putih)
|
Lapisan
bawah
|
Berupa
air
|
Proses fermentasi oleh bakteri asam laktat terbukti mampu
mengekstraksi minyak dari emulsi krim santan kelapa. Selama proses fermentasi
terjadi pemecahan senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan. Senyawa
karbohidrat dalam krim santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat
yang digunakan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel (Nazaruddin dan
Yasa, 2001). Pembentukan asam laktat dari karbohidrat menyebabkan penurunan pH
substrat, sehingga dapat menyebabkan protein yang juga sebagai emulsifier pada
krim santan mengalami denaturasidan penggumpalan. Penguraian protein juga
berlangsung secara enzimatis oleh enzim aminpeptidase yang dihasilkan oleh
bakteri asam laktat yang digunakan sebagai bakteri starter.Aminopeptidase
merupakan eksopeptidase yang menguraikan peptide menjadi asam amino (Yahya
dkk., 1997). Dengan terurainya karbohidrat dan protein dalam emulsi krim santan, maka molekul minyak akan
dibebaskan dan membentuk lapisan tersendiri yang dapat dipisahkan dari bagian
lainnya.
Adapun pada
percobaan kali ini kami menggunakan Mikroba yang biasa digunakan yaitu Sacacharomycea cerevisiae yang terdapat
dalam ragi roti (fermipan). Fermipan merupakn ragi roti yang dibuat dengan cara
modern dari inokulum khamir yang berasal dari kultur murni. Populasi mikroba
fermipan terdiri dari khamir Sacacharomycea
cerevisiae serta sedikit dari golongan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus aceti. Pada pembuatan VCO
secara fermentasi, Sacacharomycea cerevisiae
menggunakan karbohidrat yang terkandung dalam krim santan sebagai sumber
energi utama sehingga ikatan karbohidrat, lemak dan proteinnya menjadi longgar
yang akhirnya akan terlepas. Minyak akan berada dipermukaan karena memiliki
berat jenis yang lebih ringan, sedangkan protein (blondo) dan air berada di
bawah.
Pemisahan krim santan yang telah
diinkubasi pada proses pembuatan VCO secara fermentasi menggunakan ragi roti
(fermipan) yang mengandung Sacacharomycea
cerevisiae memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana terbukti 3
lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak murni (VCO), lapisan tengah berupa
blondo (warna putih) dan lapisan bawah berupa air. Berdasarkan data hasil
penelitian menunjukkan volume VCO (ml) hasil fermentasi menunjukkan hasil. Pada
perlakuan antara suhu inkubasi dan konsentrasi fermipan, diperoleh hasil pada suhu 30OC dan konsentrasi
fermipan 1,75gr/350 ml krim yaitu menghasilkan 50 ml. Dari percobaan ini dapat
menunjukkan bahwa suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi
kehidupan dan pertumbuhan mikroorganisme. Saccharomyces
cereviciae optimal pertumbuhannya pada suhu 25-30OC, sedangkan
enzim lipase yang dihasilkannya mmapu bekerja optimal pada substratnya pada
kisaran suhu 30-40OC.
Semakin tinggi kadar air dalam VCO menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis
yang dapat mengubah minyak menjadi asam lemak bebas dan gliserol yang dilakukan
oleh enzim lipase. Enzim ini dihasilkan oleh mikroba yang tumbuh pada bahan
pangan dengan kadar air tinggi. Reaksi hidrolisi ini mengakibatkan ketengikan
yang menghasilkan cita rasa dan bau tengik pada minyak tersebut.
Hasil penelitian menunnjukkan bahwa kondisi fisik VCO menghasilkan minyak
yang berwarna bening (color less/white water) dan berbau harum khas kelapa.
Sesuai dengan pendapat Alamsyah (2005) yang mengatakan perbedaan utama VCO
dengan minyak kelapa biasa terletak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent).
Minyak kelapa murni memilik sifat bening seperti air basah, tidak berbau (color
less), mempertahankan bau dan rasa khas kelapa segar. Warna minyak yang
terbentuk disebabkan karena tidak adanya pemanasan, karena selama proses
pemanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan minyak akan mengalami
hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna minyak.
Langganan:
Postingan (Atom)